-->

7 Mitos Obat Batuk yang Heboh di Masyarakat

Mitos obat batuk serting kali dibicarakan oleh banyak masyarakat terutama kaum ibu-ibu. Karena sang ibu tidak ingin anaknya mengalami hal buruk karena efek samping dari obat tersebut. Untuk menghindari hal tersebut, berbagai cara dilakukan.

Batuk merupakan sebuah mekanisme perlindungan yang berfungsi mengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dari zat zat perangsang maupun zat-zat infeksi. Meski demikian, bukan mustahil batuk yang lama dapat menimbulkan infeksi sekunder pada saluran pernafasan.

Mitos obat batuk


Saat menyerang, batuk bisa membuat aktivitas penderitanya sangat terganggu. Memilih obat batuk memang gampang-gampang susah.

Apalagi ditambah dengan banyaknya kekhawatiran yang muncul karena adanya anggapan bahwa obat batuk memiliki beraneka ragam efek samping. Seperti membuat jantung berdebar, mengandung gula, menyebabkan sakit maag, dan lain sebagainya.

Mitos Obat Batuk yang Sering Dibicarakan


Namun, benarkah anggapan anggapan tersebut? Apakah kita pantas khawatir memilih obat batuk.? Inilah 7 mitos obat batuk paling menghawatirkan versi barutau.id.

1. Menyebabkan Jantung Berdebar - Yang pertama adalah obat batuk menyebabkan jantung berdebar. Jantung berdebar atau palpitasi merupakan perasaan atau sensasi detak jantung yang cepat, kuat dan terkadang tidak beraturan.

Jantung berdebar bisa dipicu stress, olahraga, penyakit ataupun obat tertentu. Memang sebagian jenis obat-obatan ada yang menyebabkan jantung berdebar.

Misalnya inhaler untuk asma, tablet untuk mengatasi tiroid dan juga obat batuk yang mengandung pseudoefedrin dan sejenisnya.

Namun tentu saja tak semua obat batuk menyebabkan jantung berdebar. Pilihlah obat batuk yang bebas pseudoefedrin untuk menghindari efek samping jantung berdebar setelah mengkonsumsi obat. Atau berkonsultasi pada dokter apabila anda curiga bahwa ada obat yang menyebabkan palpitasi.

2. Mengandung banyak gula (Obat batuk jenis sirup) - Sebagian orang merasa enggan untuk mengkonsumsi obat batuk, karena kekhawatiran kandungan gulanya. Meski pada umumnya obat batuk tergolong aman.

Namun penderita diabetes dianjurkan untuk mewaspadai adanya kandungan gula pada obat batuk yang akan diminum. Anggapan bahwa semua obat batuk mengandung gula tidaklah benar.

Oleh karena itu kita harus jeli untuk memilih obat batuk yang bebas gula. Sehingga aman bagi penderita diabetes.

3. Mitos obat batuk tidak baik untuk ibu menyusui dan anak-anak - Pemberian obat termasuk obat batuk pada ibu menyusui serta anak-anak haruslah hati-hati. Karena salah-salah reaksi obat yang tidak tepat dapat berpengaruh pada produksi ASI, perkembangan bayi serta anak-anak.

Untuk ibu menyusui sebaiknya menghindari obat batuk yang mengandung pseudoefedrin atau panel averin , karena beresiko mengurangi produksi ASI.

Pemberian obat pada anak juga harus ekstra hati-hati, karena jika terjadi kesalahan akan menimbulkan akibat yang cukup fatal.

4. Obat batuk sirup mengakibatkan kantuk - Sebagian orang menghindari untuk minum obat batuk saat bekerja atau mengemudi. Ini terjadi karena adanya kekhawatiran akan muncul sensasi rasa kantuk saat setelah meminum obat batuk.

Obat batuk yang menyebabkan kantuk biasanya mengandung antihistamin atau anti alergi. Antihistamin dengan efek samping kantuk yang biasa terdapat dalam formula obat batuk adalah chlorpheniramine maleat dan difenhidramin.

Namun beberapa produsen obat sekarang sudah menggunakan antihistamin golongan baru yang tidak menimbulkan efek kantuk. Untuk itulah kita harus cermat dalam memilih obat batuk yang tidak menyebabkan rasa kantuk.

5. Obat batuk sirup mengakibatkan ketagihan - Benarkah obat batuk adiktif? Faktanya kebanyakan obat batuk tidak menyebabkan ketagihan. Meski demikian, ada beberapa obat batuk yang mengandung kodein sehingga memiliki potensi adiktif.

Karena itu kita harus waspada akan munculnya gejala kecanduan terutama pada remaja. Kodein memang sering dikombinasikan dengan obat lain untuk mengurangi gejala nyeri dan batuk.

Kodein termasuk jenis obat golongan opioid yang diresepkan untuk mengurangi gejala batuk. Namun jika dikonsumsi dalam dosis besar dapat menimbulkan efek sedasi.

6. Antibiotik paling mempan lawan batuk - Antibiotik memang sering diberikan pada penderita batuk. Padahal menurut penelitian ternyata kebanyakan antibiotik tidak mempan mengatasi batuk.

Antibiotik tidak efektif meredakan gejala atau durasi batuk. Dibandingkan dengan obat yang tidak memiliki zat aktif dalam studi tersebut. Para partisipan diberikan antibiotik tiga kali sehari selama seminggu. Selain tidak ada tanda perbaikan batuk, mereka juga mengeluhkan efek samping seperti mual, diare dan ruam.

Baca juga : Tenaga Dalam Mitos? Inilah Fakta Tenaga Dalam yang Sebenarnya

Hanya sedikit pasien yang memperoleh manfaat antibiotic. Dan utamanya adalah mereka yang memiliki hasil tes darah yang menunjukkan adanya infeksi bakteri. Karena batuk kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus. Antibiotik tidak akan mempercepat kesembuhan.

7. Obat batuk sebabkan sakit maag? – Mitos obat batuk selanjutnya adalah adanya anggapan yang menyebutkan bahwa obat batuk menyebabkan sakit maag. Benarkah demikian?

Penyebab maag kronis bisa dipicu oleh banyak factor. Hal yang sangat berperan menyebabkan maag kronis yaitu pola makan yang tidak teratur. Selain itu beberapa jenis makanan juga dapat menyebabkan serangan maag, sehingga harus dihindari.

Selain makanan, penyakit maag kronis juga bisa disebabkan akibat sembarangan minum obat. Penyebab maag juga bisa dipengaruhi oleh obat-obatan kimia yang digunakan.

Sehingga jika terlalu sering digunakan bisa menimbulkan efek samping seperti sakit maag. Namun minum obat dengan dosis serta aturan yang tepat tidak akan menyebabkan timbulnya sakit maag.

Kesimpulan mitos obat batuk


Meremehkan penyakit batuk berpotensi memicu gangguan lebih serius yang memerlukan perawatan intensif dengan biaya mahal.

Sayangnya anggapan bahwa batuk akan sembuh sendiri. Serta kekhawatiran yang muncul terkait dengan mitos obat batuk membuat banyak orang mengabaikan batuk dan cenderung membiarkannya berlarut-larut.

0 Response to "7 Mitos Obat Batuk yang Heboh di Masyarakat"

Post a Comment